Jumat, 17 April 2020

Published April 17, 2020 by with 0 comment

Konfigurasi Nginx dengan 2 domain pada Debian

Halloo... Halloo... Semuanya ketemu lagi nih di DS NETWORK ! Tempat dimana kita bisa belajar dan mengenal hal - hal baru seputar dunia IT dan Computer dengan santai. Oke kalau sebelumnya kita sudah membahas tentang Web Server Apache pada Debian, sekarang kita akan membicarakan temannya si apache yakni Nginx.

Apa sih Nginx itu, Nginx adalah server HTTP dan Proxy dengan kode sumber terbuka yang bisa juga berfungsi sebagai proxy IMAP/POP3. Kode sumber nginx ditulis oleh seorang warga negara Rusia yang bernama Igor Sysoev pada tahun 2002 dan dirilis ke publik pada tahun 2004. NGINX secara resmi diperkenalkan pada bulan Oktober 2004. Creator atau pembuat software ini, Igor Sysoev, memulai proyeknya di tahun 2002 untuk menjawab permasalahan C10k problem. C10k sendiri digambarkan sebagai sebuah tantangan yang dihadapi server ketika harus mengelola sepuluh ribu koneksi di waktu bersamaan. Hingga saat ini, jumlah koneksi yang dikelola web server terus bertambah. Karena itulah, NGINX menawarkan arsitektur yang event-driven dan asinkron. Adanya arsitektur ini menjadikan NGINX sebagai salah satu server yang kecepatan dan skalabilitasnya dapat diandalkan. 

Karena kecepatan dan kemampuannya dalam menangani jumlah koneksi yang banyak, layanan NGINX kerap digunakan oleh website dengan trafik yang tinggi. Beberapa contoh dari website tersebut adalah Google, Netflix, Adobe, Cloudflare, WordPress.com, dan masih banyak lagi.

Nah lalu apa sih yang membuat NGINX itu lebih unggul dari APACHE, berikut penjabarannya :

1. Dukungan OS ( Operasi Sistem )

Kompatibilitas adalah salah satu poin yang harus Anda pertimbangkan ketika memilih software. Baik NGINX maupun Apache, kedua server tersebut dapat dijalankan di berbagai sistem operasi yang mendukung sistem Unix. Sayangnya, performa NGINX di Windows tidak sebagus jika diaktifkan di platform lain.

2. User Support

User, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, selalu membutuhkan panduan dari komunitas online yang besar dan solid bilamana mereka menemui hambatan atau masalah. Meskipun NGINX dan Apache sama-sama dilengkapi dengan mailing support dan forum Stack Overflow, Apache tidak punya fitur bantuan pelanggan yang seharusnya ditawarkan oleh perusahaannya, Apache Foundation. 

3. Performa

NGINX bisa menjalankan 1000 koneksi konten statis di waktu bersamaan dengan kecepatan dua kali lebih tinggi dibandingkan Apache. Tak hanya itu, NGINX juga tidak menggunakan kapasitas memori yang berlebih. Jika membandingkan dua platform ini dari segi performa ketika menjalankan konten yang dinamis, baik NGINX maupun Apache memiliki kecepatan yang sama. Hanya saja, untuk website yang cenderung statis, NGINX adalah pilihan terbaik.

Jadi kesimpulannya adalah NGINX adalah web server yang juga berfungsi sebagai email proxy, reverse proxy, dan load balancer. Struktur software ini bersifat asinkron dan event-driven; yang memungkinkan banyak request atau permintaan diproses pada waktu bersamaan. Selain itu, NGINX juga dapat diskalakan. Hal ini menunjukkan bahwa layanan ini tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah trafik yang datang ke website.

Oke kalau sudah paham seluk beluk NGINX dan kehebatannya, sekarang kita coba untuk membuat Web Server NGINX pada debian 9.

ALAT DAN BAHAN

1. Komputer
2. ISO Debian 9
3. Vitual Box

TAHAP PENGERJAAN

A. Tahap Installasi

Oke sebelum mulai kalian perlu untuk menginstall dan mengkonfigurasikan DNS Server pada debian kalian, bagi yang belum tahu saranya bisa klik di sini. Kalau sudah mari kita lanjutkan saja.

1. Jika sebelumnya mesin debian kalian sudah di konfigurasikan web server apache maka kita perlu untuk menonaktifkan apachenya terlebih dahulu, ini karena baik Apache dan Nginx bekerja pada port yang sama yakni port 80. Oleh karena itu kita perlu menstop Apache terlebih dahulu kemudian periksa apakah Apache sudah terhenti atau belum.
  • systemctl stop apache2
  • systemctl status apache2
2. Lalu kita lanjutkan dengan menginstall Nginx tersebut.
  • apt install nginx
3.  Jika Nginx sudah terinstall maka kita masuk ke direktori /etc/nginx/sites-available terlebih dahulu, dan dapat dilihat bahwa ada satu file bernama default yang berada di dalamnya.
  • cd /etc/nginx/sites-available
4.  Copy file default tersebut menjadi file yang akan menjadi paduan domain kita nantinya.
  • cp default dsnetbasein
  • cp default dsnetbaseout
5.  Selanjutnya kita masuk ke dalam file dsnetbasein.
  • nano dsnetbasein
Kemudian cari dan ubah file tersebut menjadi seperti ini :
  • listen 80;
  • listen [::] :80;
  • root /home/dsnetwork/dsnetbasein
  • server_name dsnetworkbase.in www.dsnetworkbase.in;
6. Sama seperti langkah sebelumnnya namun kali ini kita ubah file dsnetbaseout
  • nano dsnetbaseout
Kemudian ubah file tersebut menjadi seperti berikut :
  • listen 80;
  • listen [::] :80;
  • root /home/dsnetwork/dsnetbasein
  • server_name dsnetworkbase.out www.dsnetworkbase.out
    ;
7.  Langkah berikutnya kita copy kedua file tadi ke /etc/nginx/sites-available, untuk meng-enablekan atau mengaktifkan domain kita.
  • cp dsnetbasein ../sites-enabled/
  • cp dsnetbaseout ../sites-enabled/
8.  Setelah itu masuk ke direktori home kita dan buat sebuah file baru dimana file html kita simpan nantinya (path ini harus sama yang ada di konfikan sites-available di bagian root).
  • cd /home/dsnetwork
  • mkdir dsnetbasein
  • mkdir dsnetbaseout
9.  Selanjutnya kita copy file html default dari NGINX yang ada di direktori /var/www/html ke direktori kita.
  • cp /var/www/html/index.nginx-debian.html dsnetbasein/
  • cp /var/www/html/index.nginx-debian.html dsnetbaseout/
10.  Selanjutnya kita masuk untuk mengubah file tersebut agar tidak terlihat sama ketika kita coba untuk mengakses nantinya.
  • nano dsnetbasein/index.nginx-debian.html
11. Langkah berikutnya kita ubah file untuk dsnetbaseout.
  • nano dsnetbaseout/index.nginx-debian.html 

12. Jika sudah maka sekarang kita harus merestart Nginx-nya telebih dahulu agar semua perubahan yang dibuat dapat berjalan dan jangan lupa untuk memastikan bahwa semuanya berjalan tanpa ada masalah.
  • systemctl restart nginx
  • systemctl status nginx

B. Verifikasi

1. Sekarang kita coba untuk mengunjungi webnya dari client, pertama - tama kita perlu untuk menyamakan ip address kita terlebih dahulu hingga bisa mengeping ke dns server.
2. Selanjutnya kita coba untuk mengakses web dsnetworkbase.in. Dan lihatlah hasilnya bahwa yang terload adalah domain dsnetworkbase.in dan bukanya dsnetworkbase.out.

3. Hal yang sama juga terjadi ketika kita mencoba untuk mengakses domain dsnetworkbase.out.


Oke mungkin sampai sini dulu perjumpaan kita kali ini, gimana sudah tahu kan cara untuk membuat NGINX dan apa itu NGINX sampai bisa dibilang lebih unggul dari Apache. Akhir kata saya pamit undur diri, tetap tungguin pembahasan - pembahasan yang menarik lainnya hanya di DS NETWORK. #StaySafe #StayHealthy

0 komentar:

Posting Komentar